Senin, 29 Oktober 2012

Nyinetron

Perjalanan. Cerita. Hikmah. Kesan menarik. Pesan tersembunyi.

Ramadhan kemarin menyisakan harapan baru, walau target dengan malu-malu menampakkan wajahnya. Hmm ... masih jauh dari seratus persen.

Saya termasuk yang sangat jarang menonton televisi sesudah berbuka. Bukan tidak ada kemauan tapi tidak ada jalan (hehe). Suatu waktu, ternyata ada jalan untuk menatap layar kaca datar. Eh, ada adegan antara Kalila sama Azam. Tahulah ya tokoh tersebut ada di film apa?!

Kisah cinta mereka, awet ... entah hingga Ramadhan dan serial yang ke berapa akan bertahan. Azam yang pernah tertambat hatinya kepada Kalila, akhirnya menikah dengan Aya yang juga dicintai Azam. Bingung? Kok bisa cinta sama dua orang sekaligus? Ya tak tahulah aku, da bukan penulis skenario-nya.
Terkadang apa yang dikisahkan dalam sebuah sinetron berasa 'kita' banget, sampai memikirkan sebenarnya sinetron yang mengutip cerita nyata atau sebaliknya ya? Hmm ... kayaknya mah saling melengkapi, terkadang sinetron yang mengutip cerita nyata. Tapi juga cerita nyata mengikuti alur sinetron.
Balik lagi ah ke cerita Kalila sama Azam, disitu tuh lagi adegan 'cengeng' alias nangis bombay. Mau tahu kenapa?
Di episode-episode awal pernah diceritain kalau Kalila mengaku sudah punya pendamping hidup tapi karena kesibukannya jadi belum bisa dikenalin ke keluarga. Beginilah kurang lebih percakapan antara Kalila, om dan tantenya.
Tan: Jadi, kapan mau kenalin calon kamu tuh kal?
Kal: Hmm... belum tahu om, dia sibuk terus di luar kota jadi belum sempet dikenalin. Tapi kalau ada waktu pasti dibawa kesini kok.
Om: Orangnya gimana?
Kal: Baik om, sholeh, rajin shalat dll.
Om: sayang ga sama Kalila? pengertian kan?
Kal: Iya dong om.
Om: bagus deh kalau gitu, berarti kalila udah bisa lupain Azam.
Kal: (bengong).
Saya sempat bingung, kok Kalila nya bengong? Apa dia masih nyimpen es dalam kulkas gitu yah? Disangkain emang belum lupa sama Azam walaupun udah punya calon suami beneran.
Nah, baru kebaca pas di episode-episode akhir tuh. Waktu Kalila belanja baju di butik gitu ****, di saat yang bersamaan dia telponan sama temennya. Nyerempet tuh ke masalah pendamping hidup (lagi-lagi), dan yang bikin dia nangis kalau ga salah (ya bener) kata-kata ini: Kamu gak mau terus hidup sendirian kan kal?
Kata-kata itu nempel terus di pikiran Kalila, sampai dia gak bisa bawa mobilnya alias nyetir karena nangis bombay di jalanan. Bahaya lah, bisa tabrakan nanti. Dan menepilah di pinggir jalan sambil masih sesenggukan. Lewatlah Azam, dia kaget liat mobilnya Kalila ada di pinggir jalan. Azam turun terus ngetok-ngetok pintu hati #upss. Ngetok jendela mobil Kalila, terus nanya kenapa? ada apa?
Sambil masih nangis, Kalila bilang dia gak mau sendiri. Azam terheran-heran, bukannya Kalila udah punya calon pendamping hidup ya? "Kalau aku punya, aku gak akan simpen sendirian. Aku pasti udah pamerin ke kamu zam, itu cuma khayalan aku aja," jawab Kalila.

Cerita Kalila-Azam nya di-cut dulu ...
Hati apa jantung ya? Pokoknya sesuatu yang bisa merasakan bahagia-sedih, sakit-sehat, senang-gembira.
Hati aja ya? heheHati itu mudah sekali goyah. Detik ini bisa bilang 'lagi seneng' tapi detik berikutnya bisa beda lagi.
Makanya, semoga kehadiran saya dalam kehidupan kalian bisa melengkapi warna yang memang dirasa kurang.
Bukan menjadi hambatan atau batu sandungan, tapi menjadi batu loncatan. Pengingat kekhilafan.
Janji deh, mau belajar ikhlash tanpa kenal lelah.
Butuh waktu yang panjang tapi bukan berarti tak bisa kan?
Capek kalau terus menerus iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain lho?!
Lelah kalau terus menerus berprasangka buruk sama orang lain lho?!

Satu lagi ah ... Boleh ya?Katanya, Cinta kepada sesamanya itu mudah sekali tumbuh. Dan kita selalu lupa satu hal tentang itu, kita lupa untuk belajar melepasnya.Ingatkan saya kalau masih tersinggung, masih menyuarakan rasa sakit karena kesalahan saya sendiri di masa lalu.
Ingin Menatap Masa Depan yang Lebih Cerah. Memendam dalam-dalam masa lalu, dan hanya membukanya untuk keperluan pencarian hikmah dan referensi tulisan. Hehe

Taqobbalallahu minna wa minkum ... ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar