Senin, 28 Januari 2013

Ngaburrr Bandung Edition

SETIAP jejak kaki yang dilangkahkan di atas bumi milik-Nya. Selalu ada cerita, pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Unik dan tidak bisa diulangi di kesempatan yang lain. Itulah sebuah peristiwa.

Sabtu, 26 Januari 2013

Resolusi Ketiga


Sebentar lagi jejak akan melewati angka dua, tentu setelahnya angka tiga. Berat, hanya ada guyuran air di tiap malamnya. Bulan tak bisa keluar bersamaan dengan guyuran air itu, tubuhnya terlalu rapuh untuk disandingkan bersamaan. Aku bulan, dan yang terus mengguyur bumi itu hujan.
Sebelum ada hujan aku tak pernah kuyup dan basah, aku selalu kering oleh sinar matahari. Ups, itu dulu. Aku lupa. Aku hanya bisa ada saat malam hari, dibantu oleh sinar matahari yang baik hati itu. Sinar matahari yang tak pernah lelah kobarkan sinarnya hanya untukku. Ya, karena aku memang tak punya sinar sendiri.
Ah sudahlah, aku mulai menceracaukannya lagi.

Good Bye January ...


Kau masih ingat? Saat itu di tengah lembutnya angin di persawahan. Aku tengah memanen buncis yang gemuk nan menggiurkan ulat-ulat yang kelaparan. Saat itu kita berseteru, antara mempertahankan gelora asmara itu atau memecah belahnya.

Konflik batin itu benar-benar menyertaiku. Jika hatiku itu sikat, mungkin sekarang aku tidak punya hati saking seringnya beradu. Bukan dengan perasaanmu atau kelakuan burukmu tapi dengan diriku sendiri. Antara memilihmu atau yang sejak lama mencintaiku dan tak pernah sejengkal pun khianatiku.

Jumat, 25 Januari 2013

This Is Real ... January

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Deretan huruf latin yang akan menjadi sebuah kata. Hingga tersusunlah kalimat. Dan darinya akan bermakna lah sebuah komunikasi.

This is real ...
Semua cerita indah ini terbingkai di bulan Januari. Bukan tidak mungkin berakhir juga di Januari.

Kesalahan demi kesalahan. Penyesalan timbul menghantui. Bukan tidak ada, ini nyata. Semua orang pernah mengalaminya. Tapi tidak lantas berkata, "Ah... Allah itu kan Maha Pengampun, biarinlah sengaja berbuat kesalahan tinggal bertaubat. Gampang." Semudah itukah? Tidak! Bagaimana jika baru saja melangkahkan sebelah kaki untuk berbuat kemaksiatan itu, tiba-tiba malaikat datang untuk mencabut nyawa. Mengambil kembali ruh dan jasad yang dipinjamkan. Lantas, beratubat tidak berlaku lagi karena telah tercekat di tenggorokan.