Senin, 18 Februari 2013

"Tak Melawan, Mengikhlaskan Semuanya"

Judul                : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Penulis               : Tere-Liye
Penerbit            : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit     : Juni, 2010
Jumlah Halaman : 264 halaman
ISBN                 : 978-979-22-5780-9

“Orang yang memendam perasaan sering kali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian disekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta.” (potongan kata-Daun yang jatuh tak pernah membenci angin)


Pada awalnya membaca sinopsis buku ini, seperti sudah bisa menebak isi ceritanya. Kata 'malaikat' yang saya kira itu tentang seorang Ayah. Ya, novel ini bercerita tentang anak yang 'mencintai' atau bahkan sebaliknya membenci ayahnya sendiri secara berlebihan.

Tapi ternyata bukan, semua asumsi itu dipatahkan setelah membaca beberapa lembar dari buku ini. Buku ini menceritakan tentang Tania dan Dede, dua kakak-adik pengamen kecil yang bertemu dengan 'malaikat' penolong. Malaikat yang kemudian diketahui adalah seorang penulis buku sekaligus petinggi di sebuah perusahaan kendaraan bermotor terkemuka. Om Danar Danar.

'Malaikat' yang datang menolong Tania saat kakinya terluka terkena pecahan kaca di sebuah metro mini. di saat yang lainnya, hanya melihat sekelebat lalu berpaling arah tak peduli. Pertemuan itu ternyata tidak hanya sekali terjadi. Setiap malamnya berulang di dalam metro mini, hingga akhirnya 'malaikat' itu pun seringkali berkunjung ke rumah kardus mereka di dekat bantaran sungai. 

Dua kakak beradik ini hanya mempunyai ibu, ayahnya meninggal tiga tahun yang lalu. Sebelum sang ayah meninggal, walaupun mereka tidak kaya. Mereka masih bisa mengontrak rumah dan sekolah, tapi karena sang ibu hanya seorang ibu rumah tangga dan tidak berpenghasilan. Akhirnya mereka diusir dari rumah kontrakan. Mengantarkan mereka ke dalam rumah kardus yang rapuh dan cepat rusak dalam sekejap.

Pertemuan dan kunjungan berulang itu membuat sesuatu yang lain tumbuh di dalam hati Tania yang saat itu masih berumur delapan tahun. Perasaan yang tidak dipahaminya kepada Danar yang saat itu berumur dua puluh dua tahun. Usia yang amat belia untuk merasakan sesuatu yang bernama 'cinta.'

Kebaikan Danar begitu panjang, menyekolahkan Tania dan Dede. Rajin mengajak mereka ke toko buku, makan di tempat-tempat berbeda. Hal yang tidak pernah dirasakan keduanya bahkan sebelum sang ayah meninggal dunia. Perasaan itu tidak berhenti, ia tumbuh subur bersamaan dengan pertambahan umur Tania.

Bahkan ibunya pun diberi modal oleh Danar, menjual kue-kue basah khas kampung yang enak sekali. Sampai mereka bertiga bisa pindah dari rumah kardus ke rumah kontrakan. Menambah daftar kebahagiaannya. Namun, takdir membawa kabar buruk. Ibunya meninggal karena penyakit yang sudah akut.

Mereka pindah ke rumah kontrakan Danar. Tania sudah memasuki bangku SLTP dan mendapatkan beasiswa di Singapura hingga ia menyelesaikan kuliah disana, dan mendapatkan pekerjaan disana. Ya, karena Tania cerdas.

Konflik itu tiba saat Danar menikah dengan Ratna, kekasihnya yang selalu mendampinginya. Saat itu Tania memasuki dunia perkuliahan di Singapura, ia tidak pulang menghadiri pernikahan kakaknya itu. Karena hatinya patah-tercabik.

Setelah pernikahan itu, hubungan Danar dan Tania tidak berjalan baik. Tidak ada chatting atau telepon. Semuanya berjalan hampa. Tadinya saya pikir tidak akan ada cerita yang lebih greget lagi. Tapi ternyata tidak. Saya semakin bersemangat melahap isi ceritanya, membuat saya tak ingin menghentikan bacaan.

Ratna, kakak iparnya itu mencoba terus keep in touch dengan Tania. Ia rajin mengirimi email, bertanya kabar dan memperhatikan kesehatannya. Tania berusaha biasa saja, membalas semuanya seadanya. Ada kabar lain dari Ratna kali ini, kabar buruk dan sangat menyayat hati. Suaminya, Danar mengacuhkannya, tidak menganggapnya ada dan selalu pergi ke tempat yang tidak ia ketahui. Mungkinkah Danar selingkuh? Bagaimana dengan Tania, akankah dia mengikhlaskan kakak yang dia 'cintai' ?

Pertama kali melihat covernya saja anda pasti tertarik membeli. Designnya yang asik berpadu dengan judul yang anggun. Belum lagi saat membacanya, mengalir dan membuat kita terbawa kedalam cerita itu.

Hanya saja cerita ini menggunakan alur campuran, di awal bab menceritakan tentang kejadian masa kini. Kemudian menceritakan masa lalu. Dan ada beberapa kata yang membuat pembaca awam mungkin harus mencari pengertian dari istilah tersebut. Pembaca harus memiliki skemata yang cukup matang di beberapa bagian. 

Walaupun nilai islami tidak dituliskan secara gamblang dan jauh sekali jika dikatakan novel islami, tapi buku ini mengajarkan banyak hal tentang kehidupan. Di setiap babnya mengandung makna tersendiri, tentang keikhlasan, janji, dan banyak lagi. Recommended![hanifah.qomariah] 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar