1.
PETANI
1 : Peta
2.
PETANI
2 : Tani
3.
DOMBA
1 : Mba
4.
DOMBA
2 : Do
5.
PENGGEMBALA : Suji
6.
SERIGALA : Swiper
Selubung
ajaib. Hm, makhluk apakah ia? Adik-adik pasti bertanya-tanya. Tahu dong tutup
saji yang menutupi makanan? Nah, sama deh kayak gitu. Tutup yang menutupi apa
saja yang ada di dalamnya. (Memperagakan pake tutup saji).
Tempat
ini dinamakan dengan daerah Tutup Saji, hanya ada sawah dan padang rumput.
Tempat ini ditutupi sama selubung ajaib dan nggak sembarang orang bisa memasuki
daerah ini. Hanya orang-orang yang baik dan punya niat baik yang lolos masuk ke
dalam. Makanya penduduk di dalam Tutup Saji orangnya baik-baik. Oh iya,
selubung ini nggak keliatan makanya adik-adik nggak bisa liat.
Selubung
ini bakalan kebuka kalo ada orang yang berbohong dua kali, taraaammmm
orang-orang jahat bisa masuk deh. Yaaahhhh…
Domba
1: Nyam, nyam, nyam (Sambil mengunyah makanan) glek, glek, glek. Maknyuuussss,
mantap surantap. Mari makan sampai kenyang, jangan lupa pake tangan kanan ya!
Domba
2: hoammmpp, wah tos siang gening. Alhamdulillah ya, tidur kali ini sangat
menyegarkan apalagi kalo sebelumnya baca do’a dulu. Nggak akan ada gangguan
setan. Hihi.
Sementara
di sisi yang lain, penggembala tengah asyik menghitung uangnya yang banyak.
Bukan hasil mencuri, tapi dari menjual berbagai hasil bumi. Menjual bulu domba
untuk dijadikan wol, menjual rumput yang hijau dan manis, juga hasil panen
pepohonan buah-buahan.
Penggembala:
Aduhai, hai, hai, hai. Indahnyo dunia ini, damai terus, rumfut mulus, fulus
ngalir teruuuussssss. Aha! (Menjentikkan jari).
Itu
baru di padang rumput, lain lagi di persawahan. Disana ada dua petani yang
buaaiiikkkk hatinya.
Petani
1: Sini cin, sini aku bantuin nyangkulnya. Kamu pasti capek semaleman habis
nonton bola.
Petani
2: Ah, nggak papa. Aku kan kuat, liat nih otot aku. (Sambil menunjukkan ototnya
yang kuat dan besar). Nanti padimu mati juga.
Petani
1: Udah kok, tenang aja lagi. Dibantu ya dibantu.
Petani
2: Wookeee deh, Alhamdulillah.
Namun
ternyata di luar Tutup Saji ada seekor serigala yang tengah menanti terbukanya
selubung ajaib itu. Ia ingin sekali menyantap dua ekor domba yang segar-segar.
Serigala:
(auman serigala). Cepatlah datang penolong, raja pendusta yang bisa membantuku
membuka selubung itu. (Mencoba memasukkan tangan), aw, aw, aw, aduhh nyeri.
Di
suatu sore, penggembala masih saja asyik menghitung uangnya.
Penggembala:
hidupku damai, tapi asa bosan begitu. Nggak ada keributan, nggak rame. Kayaknya
seru deh ngerjain dua petani di sawah sebelah.
Penggembala
itu berniat buruk. Ia akan melakukan sesuatu untuk menakuti dua petani.
Penggembala:
tolooongggg, tolooongggg, tolooonggg. Ada serigala datang! (sambil berlari ke
arah ladang petani).
Petani
1: wah, ada apa ini?
Petani
2: itu ada serigala. (dengan nada datar dan wajah polos).
Petani
1: Oh, serigala (masih sama dengan nada datar dan wajah polos).
Petani
2: Hah apa? Serigala?! Ayo kita bantu penggembala!
Petani
1: Oh iya. Yuk mari. Tunggu akuuuuu. (sambil mengejar petani 1 yang sudah
berlari ke padang rumput).
Tiba
di padang rumput.
Petani
1: Mana serigalanya? Sini biar aku yang pukul, jangan biarkan dia makan
domba-dombanya. Akulah pahlawan, akulah pahlawan. Ohhhhh … (nada lagu
nidji-sang mantan).
Petani
2: Lho, malah nyanyi ayo bantuin. (sambil celingak-celinguk mencari
penggembala).
Padahal
dua domba itu tengah bercengkrama di padang rumput.
Domba
1: aku senang, hatiku riang karena aku tak pernah kehabisan makanan. Horeee!
(nyanyian aku sedih).
Domba
2: zzzzzz. Grgrgr. Hmmm, kok rame-rame sih, ada apa ya? Hai mba, ada apa kok
para petani datang kesini ya?
Domba
1: Ah masa, mana? (sambil tetap focus mengunyah makanan).
Domba
2: Itu tuh! Bawa-bawa peralatan pertanian lagi. Cangkul dan kawan-kawan dibawa.
Tiba-tiba
penggembala nongol dari balik semak-semak.
Penggembala:
ahahaha, kena deh! Bisa saja kalian aku tipu, makanya jangan bercengkrama
dengan padi terus. (sambil menjulurkan lidah).
Petani
1: apa? Kamu tega ya membohongi kami.
Petani
2: Oh, bohong. Syukurlah.
Petani
1: Hayu ah, biarin aja dia sendiri. Gausah ditemani lagi, nanti dia tau rasa.
Petani
2: Hayu, hayu. Kita kan belum selesai nanem bibit padi. Lanjutttt.
Padahal
di luar sana serigala tengah menyiapkan strategi jitu untuk memasuki wilayah
selubung ajaib.
Serigala:
bagaimana caranya agar aku dapat masuk ke sana dan memakan mereka. Huohuo.
(sambil mencoba memasukkan tangan ke wilayah selubung ajaib dan lagi-lagi ia
terpental).
Di
siang yang cerah, dua petani tengah menyiangi rumput di ladang. Terdengar suara
penggembala meminta tolong.
Penggembala:
toloooong, lontooonngggg nya lontooonnnggg. Eh, tolooonnnggg ada serigala
datang!!!
Petani
1: Cius? Miapah?
Petani
2: Mie goreng. Hehe.
Penggembala:
kali ini aku tidak bohong, serigala itu datang ingin memakan dua dombaku.
Petani
1: oke mba mari kita cek ke padang rumput. (bergegas ke padang rumput).
Petani
2: (berlari sambil memanggil) doooo, mbaaaa kalian masih hidup kaaannn?
Domba
1 & 2: (mengembik bersama).
Domba
2: yuhuuuuu, all is well.
Di
belakang petani, penggembala tertabahak-bahak merasa puas.
Petani
2: Sungguh teganya dirimu teganya, teganya. Huh! (memalingkan muka).
Petani
1: Tunggu saja! Hukum alam akan datang membawa serigala itu masuk dan
benar-benar akan memakan dombamu, karena kamu telah berbohong dua kali.
Penggembala:
Ah itu hanya dongeng dan tidak akan pernah terjadi. Ahahahaha.
Dua
petani itu pun meninggalkan penggembala dengan kesal.
Sore
itu serigala baru pulang dari perantauan, ia putus asa.
Serigala:
Kalau begini terus aku jadi pemakan sayuran saja. Huaahuaaa. (menangis sambil
terduduk dan kakinya mengenai selubung ajaib).
Serigala:
hah? Kok aku tidak terpental? Apa aku bermimpi? (mencubit pipi). Aw, aw, aw
sakit. Yippiii! Mari menyusun rencana untuk memakan santapan enak-santapan enak
(nada bunga seroja).
Pagi
itu tidak seperti biasanya, do bangun lebih pagi dari mba dan juga penggembala.
Domba
2: Hoaammmp (mengusap mata). Kok belum pada bangun ya? Mba, bangun donk
(bangunin mba).
Domba
1: (mengejapkan mata). Hah? Apa do? Udah siang ya? Bos kok belum bangun yak?
(mengembik).
Sedangkan
di ladang, dua petani sudah sejak tadi mempersiapkan pupuk untuk disebar di
ladang.
Petani
1: Semoga kalian cepat tumbuh gede. Aamiin.
Petani
2: Aamiin. Semoga berkah juga yaa.
Terdengar
suara domba yang mengembik seperti ketakutan.
Domba
1 & 2: (mengembik ketakutan).
Serigala:
Yippi aku tidak perlu berhenti jadi pemakan daging, aku bisa makan kenyang hari
ini. Hahaha.
Domba
1 & 2: (masih mengembik).
Penggembala
pun tersadar dari mimpi panjangnya.
Penggembala:
toloooonnngggg, hari ini benar-benar ada serigala. Bagaimana ini? Huaaahuaaa.
Petani
1: ah, paling juga dia berbohong lagi.
Petani
2: Tapi kok do sama mba nya mengembik nggak berenti-berenti. Apa kita nggak
liat dulu?
Petani
1: nggak usah lah, biarkan saja!
Petani
2: (bergegas cemas).
Petani
1 pun mengikuti langkah petani 2.
Penggembala:
huahua, habis sudah domba-domba yang kusayangi. Semuanya habis dimakan
serigala.
Petani
2: (segera merengkuh penggembala, menenangkan).
Petani
1: (memastikan siapa yang melakukan keributan). Oh, pantas saja. Selubung ajaib
telah terbuka.
Penggembala:
yaa. Ini semua salahku, aku berbohong dan akhirnya dua domba kesayanganku habis
dimakan.
Petani
1: sudahlah, semuanya sudah terjadi. Semoga kamu bisa mengambil pelajaran.
Di
luar padang rumput, di perbatasan selubung ajaib.
Serigala:
slurrppp. Aku kenyang hatiku senang. Mereka sedih salah sendiri, makanya jangan
suka jadi anak yang bohong.
THE END
Adaptasi dari drama upin-ipin (serigala dan biri-biri) dan terinspirasi dari novel Nibiru (Tasaro GK).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar